Bos UFC: Mau Jadi Pengusaha? Jangan Ngarep Libur !
3 min readtabloidpengusaha.com – Dana White, Entrepreneur sekaligus pimpinan dari perusahaan promotor olahraga tarung bebas (MMA) terbesar di dunia, Ultimate Fighting Championship (UFC) blak-blakan menjelaskan bagaimana duka yang bakal dihadapi setiap orang ketika terjun penuh ke dunia bisnis.
“Saya selalu tertawa ketika mendengar seseorang berkata bahwa dia tidak mau bekerja untuk orang lain, dan ingin bekerja untuk dirinya sendiri (jadi pengusaha) karena ingin memiliki banyak waktu untuk diri sendiri. Baiklah, di awal kamu memulai ini, takkan ada (liburan) Natal, (liburan) Paskah, Anda harus bekerja setiap hari tidak kenal hari libur. Setiap hari hal buruk akan terjadi, dan setiap hari akan ada orang jahat yang ingin menghancurkan Anda, ini adalah perang,” ucap White, dalam video yang diunggah akun Instagram Millionaressteps.
Video ini pun diunggah ke akun-akun Instagram lain yang sering mengunggah konten bernuansa entrepreneur dan motivasi.
Bicara soal keputusan terjun ke dunia bisnis, saat Anda terjun maka ketahuilah bahwa risiko profesi Anda jelas tinggi. Hal itu disebabkan karena penghasilan Anda bersifat fluktuatif, dan peluang kehilangan penghasilan juga lebih tinggi ketimbang karyawan.
Dari segi dana darurat, orang dengan profesi seperti ini baiknya memiliki dana darurat minimal setara satu tahun pengeluaran wajib dan butuh, guna mengantisipasi ketidakpastian yang ada.
Di samping itu, mereka juga wajib mempertimbangkan dengan matang apa saja yang harus dilakukan agar bisnis yang dijalani bisa menghasilkan uang yang bakal membiayai seluruh kegiatan operasional dan keuntungan bagi para investornya.
Seperti diketahui, White memang terkenal sebagai entrepreneur yang sukses di dunia olahraga. Kehidupan mewah White seringkali mendapat sorotan, mulai dari hobi koleksi sneakers, dan lain sebagainya.
Jika dilihat dari sejarah, UFC didirikan oleh pengusaha bernama Art Davie dan seorang praktisi beladiri Brazilian Jiu Jitsu, Rorion Gracie. Pertandingan pertama mereka diselenggarakan pada tahun 1993 silam, dan tujuan dari dibentuknya UFC adalah mengidentifikasi seni beladiri mana yang paling efektif.
Pada awalnya, UFC yang berada di bawah naungan Semaphore Entertainment Group (SEG) mengalami masalah keuangan dan pada 2001, perusahaan ini dijual ke Frank dan Lorenzo Fertitta (Zuffa Group). Saat itu Dana White pun ditunjuk sebagai presiden.
Berdasarkan informasi di Wikipedia, Dana White yang sempat didrop out dari Quincy College dan UMass Boston sempat bekerja kasar di berbagai bidang. Dia pernah bekerja di bidang infrastruktur sebagai petugas penuang aspal, hingga menjadi tukang pukul di bar.
Namun saat berteman dengan mantan juara tinju amatir, Peter Welch, White memutuskan untuk lebih serius dalam menjalani bisnis di bidang olahraga beladiri. Dia pun memulainya dengan membuka sasana tinju di Boston bersama Welch.
Saat pindah ke Las Vegas, White melanjutkan bisnis sasana tinjunya sambil berlatih Brazilian Jiujitsu bersama John Lewis yang saat itu sudah menjadi petarung UFC.
Pertemuan White dengan SEG dimulai saat White menjadi manajer dua petarung MMA Chuck Liddell dan Tito Ortiz. Saat itu, White mengendus kabar bahwa Bob Meyrowitz pemilik SEG berniat untuk menjual UFC. White pun menghubungi kakak-beradik Fertitta, dan mereka pun membeli UFC di harga US$ 2 juta.
Di bawah kepemimpinan White, UFC berkembang pesat. Di tahun 2015, UFC berhasil membukukan laba kotor senilai US$ 600 juta, dan pada 2016 Zuffa menjual saham UFC ke Endeavour Group Holdings Inc, senilai US$ 4 miliar, dan White memegang 9% saham UFC.
Di tahun 2023, Endeavor mengumumkan bahwa mereka telah meneken perjanjian merger antara World Wrestling Entertainment (WWE) dengan UFC, dan membentuk perusahaan bernama TKO yang melantai di bursa saham. Tentunya hal ini akan menjadi babak baru bagi UFC dan WWE ke depannya.
Bos Endeavour Ariel Emanuel yang akan memimpin perusahaan baru TKO. Sementara Dana White menjadi CEO UFC, sementara itu Vince McMahon ditunjuk menjadi executive chairman TKO.