September 27, 2023

Tabloidpengusaha.com – Label busana muslim khususnya produk hijab asal Kota Bandung Deenay kini telah menjelma menjadi salah satu merek lokal yang patut diperhitungkan. Pemiliknya, Trini Midiati Yuniar telah bergelut dan merasakan asam garam industri fashion muslim ini selama delapan tahun terakhir. Melepas karir di perusahaan BUMN pun dirasa setimpal.

“Awalnya saya iseng bikin produk di sela kesibukan kerja. Akhirnya, memutuskan resign karena ingin mengembangkan produk sekaligus agar waktu bisa lebih banyak dengan keluarga,” tutur Trini Midiati Yuniar dalam acara ‘Sewindu Best Moment with Deenay’ di Ballroom The Trans Luxury Hotel Bandung

Produk Deenay lebih berfokus pada segmentasi perempuan. Mereka menyediakan busana untuk perempuan yang bekerja, formal hingga pakaian santai sehari-hari. Corak geometri menjadi ciri khas yang tetap dipertahankan.

Dari sisi design, meski berkiblat pada perkembangan industri di Paris, namun, penentuan bahan, warna dan potongan busana atau hijab disesuaikan dengan karakteristik Indonesia.

“Desain kami lebih ke smart casual, nyaman buat daily, ada yang dinamis dan sporty. Tapi tentu ada diferensiasi. Ketika brand lain sedang fokus ke corak florist, kami tetap geometrik,” kata dia.

Ia menyebut, inspirasi didapat dari melihat perkembangan pusat industri fashion seperti di Paris, Prancis.

“Kami sesuaikan saja bahan dan warnanya. Intinya kami punya karakter yang harus dipertahankan di tengah persaingan industri yang dinamis, ada ciri khas,” jelas dia.

Selama delapan tahun terakhir, periode pandemi Covid-19 ia akui merupakan yang tersulit dilewati. Namun, ada beberapa hal yang ia terapkan. Selain mempertahankan ciri khas brand, ia tetap menjaga karyawan dan reseller yang sudah tersebar di hampir seluruh Indonesia.

Ia bersyukur bahwa kasus pandemi sudah mulai melandai. 60 karyawan dan 130 reseller bisa dia jaga. Hubungan yang dijalin pun lebih pada pendekatan kekeluargaan. Salah satu caranya adalah mengadakan pertemuan setahun sekali, sekaligus memberi apresiasi berupa memberi beragam hadiah hingga jalan-jalan ke luar negeri kepada mereka.

“Kuncinya ya kami sudah anggap keluarga semua yang berperan. Apalagi reseller ini kan sangat penting karena berhubungan langsung dengan end user. Ini mungkin bisa diterapkan oleh pelaku usaha lain,” terang dia.

Kini setelah pandemi melandai, Trini optimits kegiatan bisa kembali normal. Hal yang akan dilakukan adalah terus menjaga sistem penjualan di online maupun offline.

“Offline seperti toko ini penting juga untuk menjaga image brand. Insya allah kami akan menambah outlet. Sekarang sudah ada lima di Jakarta satu, sisanya di Bandung,” ia melanjutkan.

Menurut dia, pasar industri fashion muslim masih sangat luas. Ia sendiri baru bisa memaksimalkan area pulau Jawa. Sedangkan potensinya sangat besar pula di pulau lain. Trini pun mengajak pelaku usaha di industri yang sama agar terus optimistis.

“Kami pasar banyak di Pulai Jawa. Tapi potensinya masih banyak, di pulau lain sama, di luar negeri juga apalagi. Brunei, Malaysia, Dubai marketnya besar, peluangnya masih banyak, Indonesia juga belum kita garap semua,” jelas dia.

Sementara itu, Wakil Ketua Dekranasda Jabar, Lina Marlina Ruzhan menyatakan bahwa pemerintah berkomitmen membantu pelaku UMKM, termasuk pelaku bisnis fashion mengembangkan bisnisnya.

“Kami memberikan peluang, untuk memberikan pelatihan terus juga memberikan ruang untuk mereka memamerkan produknya. Para pelaku usaha harus harus berani membuka diri, berani menjawab tantangan, mau berinovasi,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *