
Tabloidpengusaha.com – Perusahaan layanan belanja online yang memutuskan untuk setop operasional di Indonesia kian bertambah. Terbaru, terjadi pada perusahaan joint venture JD.COM yakni JD.ID.
Head of Corporate Communications & Public Affairs JD.ID, Setya Yudha Indraswara menjelaskan salah satu alasan JD.com mengehentikan JD.ID adalah karena akan fokus untuk pada pembangunan jaringan rantai pasok lintas-negara. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan pasar internasionalnya.
- Rakuten
Rakuten Belanja Online memastikan pergi dari Indonesia pada 1 Maret 2016 silam. Tidak dijelaskan secara jelas apa alasan kepergian Rakuten ini.
Namun, saat itu dipastikan bagi pelanggan yang sudah terlanjur bertransaksi di Rakuten tak perlu khawatir. Sebab semua pesanan dengan pembayaran terkonfirmasi akan tetap berjalan sesuai pada metode pembayaran dan perkembangan.
“Jika pembayaran Anda telah dikonfirmasi, penjual akan dapat memenuhi pesanan Anda. Jika Anda belum menerima pesanan, silahkan hubungi pusat layanan Rakuten Belanja Online,” lanjut e-commerce yang berasal dari Jepang tersebut, dalam keterangan tertulis pada Jumat (12/2/2016).
- Blanja.com
Layanan e-commerce hasil joint venture Telkom dan eBay yaitu blanja.com ditutup per 1 September 2020. Berdasarkan pengumuman di situs blanja.com disebutkan penutupan ini karena adanya perubahan strategi bisnis di BLANJA.com. Oleh karena itu terhitung 1 September 2020 seluruh kegiatan pembelian di BLANJA akan dihentikan.
- Qlapa
Platform jualan online khusus kerajinan tangan Indonesia, Qlapa, resmi menghentikan layanannya pada 2019 lalu setelah 4 tahun beroperasi.
“Hampir 4 tahun yang lalu, kami memulai Qlapa dengan misi memberdayakan perajin lokal. Banyak pasang surut yang kami alami dalam perjalanan yang luar biasa ini. Kami sangat berterima kasih atas semua tanggapan positif dari para penjual, pelanggan, dan media. Dukungan yang kami terima sangat luar biasa dan membesarkan hati,” tulis manajemen Qlapa merilis pernyataan di situs resminya.
- Sorabel
Startup e-commerce fesyen Sorabel telah menghentikan operasional efektif per 30 Juli 2020 lalu. Dalam surat para pemimpin ke karyawan, dijelaskan bahwa perusahaan telah melakukan usaha terbaik untuk menyelamatkan perusahaan. Namun dengan berat hati harus menempuh jalur likuidasi.
“Oleh karena proses likuidasi yang ditempuh, hubungan kerja harus berakhir di tahap ini untuk semua orang tanpa terkecuali, tepatnya efektif di tanggal 30 Juli 2020. Saya yakin tidak ada satunya pun orang yang berharap hal ini untuk terjadi,” tulis surat tersebut.