
Tabloidpengusaha.com – Sektor bisnis leisure alias hiburan bakal mengalami gelombang pemulihan besar pada semester I 2023. Terutama, penyedia jasa makanan dan minuman. Pelaku usaha memperkirakan kinerja industri kuliner bisa pulih seperti prapandemi.
Ketua Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Jawa Timur Tjahjono Haryono mengatakan, harapan dari sektor tersebut sebenarnya terlihat sejak akhir tahun lalu. Saat itu, wacana penghapusan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) sudah beredar.
“Sejak pencabutan PPKM, kapasitas sudah kembali normal 100 persen. Sedangkan, rata-rata okupansinya mencapai 80 persen,” ungkapnya.
Bahkan, lanjut dia, okupansi ikut melonjak selama momen Natal 2022 dan Tahun Baru 2023. Hal itu menandakan bahwa masyarakat sebenarnya belum mengendurkan belanja di sektor leisure meski isu perlambatan ekonomi makin kencang.
Juga ditambah momen-momen besar yang berjejer selama semester I 2023. Setelah tahun baru, Januari bakal diisi dengan momen Imlek.
Kemudian, Valentine terjadi di bulan selanjutnya. Pada periode Maret–April, kaum muslim bakal melalui Ramadan dan Idul Fitri.
“Di akhir Mei dan Juni, bakal ada liburan sekolah. Jadi, selama enam bulan momen untuk melakukan promosi dan menggaet konsumen terus berjejer,” paparnya.
Dengan semua faktor tersebut, dia berharap kinerja industri kuliner bisa seperti sebelum masa pandemi. Hal tersebut juga ditandai dengan rekan-rekannya yang kembali melakukan ekspansi atau mengembalikan cabang yang sempat ditutup selama pandemi.
Selama semester II, dia juga memperkirakan bahwa kinerja kafe dan restoran bisa berkembang lebih jauh meski momen besar tak sebanyak semester pertama.
“Biasanya, perusahaan dan lembaga menyalurkan anggarannya lebih banyak di semester II. Jadi, pesanan kami juga masih ramai,” tuturnya.
Dia hanya berharap tidak ada faktor kejutan lain yang mengganggu mobilitas masyarakat. Dengan demikian, industri kuliner bisa mengalami pertumbuhan riil pertama sejak pandemi. Dia memperkirakan kinerja sektor tersebut bisa tumbuh 15–20 persen tahun ini.