
Jakarta (tabloidpengusaha.com) – Kisah sukses mantan pemain poker yang menjadi orang terkaya di dunia menarik untuk dibahas.
Pasalnya, pria dengan nama asli Chow Shing Yuk merupakan mantan pemain poker profesional yang sebelumnya pernah mengenyam pendidikan ekonomi di Universitas Stanford.
Menariknya, kini dirinya telah bergabung dengan jajaran miliarder dengan miliki harta Rp33 triliun. Akan tetapi hal tersebut bukan datang dari hasil dia menarik kartu keberuntungan.
Melansir Forbes pada Kamis (30/3/2023), selama satu dekade terakhir, pria berusia 44 tahun ini, terus membangun Lalamove menjadi raksasa logistik dan pengiriman dari basis di Hong Kong.
Perjuangannya tersebut juga mendapat dukungan dari perusahaan-perusahaan seperti Sequoia China milik Neil Shen dan Hillhouse Capital milik Lei Zhang.
Sementara itu, perusahaan Chow, yang memiliki nama resmi Lalatech Holdings, mengajukan penawaran saham perdana di Hong Kong, di mana pada saat itu Chow mengungkapkan bahwa dirinya memiliki 25% saham melalui perwalian keluarga.
Dengan ini, berdasarkan kepemilikan saham Chow dan hasil penjualan saham sebelumnya.
Sehingga Forbes memperkirakan kekayaan bersihnya mencapai USD2,2 miliar atau setara Rp33 triliun.
Di mana hal ini membuatnya menjadi miliarder startup yang langka di Hong Kong.
Penggalangan dana swasta terakhir Lalatech adalah putaran pendanaan Seri G senilai USD230 juta pada November 2021, saat terjadi gelembung startup.
Menurut laporan situs web teknologi the Information, putaran tersebut menghargai Lalatech sebesar USD13 miliar.
Sejak saat itu, banyak valuasi startup yang jatuh di tengah kenaikan suku bunga dan kekhawatiran resesi.
Prospektus IPO perusahaan mengungkapkan bahwa Chow menjual 2,17 juta saham Lalatech kepada raksasa internet Cina Tencent, salah satu investornya, dengan harga USD100 juta pada bulan Desember, dengan nilai sekitar USD7,8 miliar. Namun, Lalatech tidak menanggapi permintaan komentar.
Menurut laporan Bloomberg, aplikasi raksasa logistik ini menargetkan listing di bursa Hong Kong datang hampir dua tahun, setelah perusahaan ini dilaporkan secara diam-diam mengajukan IPO di Amerika Serikat untuk mengumpulkan dana setidaknya USD1 miliar.
Selain Sequoia China dan Hillhouse, investor lain Lalatech termasuk FWD Group milik Richard Li, taipan real estat Adrian Cheng, C Capital milik Adrian Cheng, dan Gaw Capital Partners milik Goodwin Gaw.
Awal Mula Kisah Chow
Dapat diketahui juga, bahwa kisah Chow bermula saat menjabat sebagai chairman dan CEO yang mendirikan Lalatech pada tahun 2013.
Di mana perusahaannya ini memiliki tujuan untuk mendigitalkan layanan pemesanan dan pelacakan pengiriman barang, yang secara tradisional dilakukan melalui call center.
Aplikasi mobile perusahaan ini menghubungkan individu dan bisnis dengan pengemudi untuk pengiriman barang, termasuk bahan makanan, furnitur, dan bahkan hewan peliharaan.
Lalatech beroperasi di bawah merek Lalamove di Hong Kong dan Asia Tenggara, dan sebagai Huolala di daratan Cina.
Menurut bursa saham Hongkong, Lalatech berhasil mempersempit kerugian bersihnya sekitar 96% dari tahun ke tahun menjadi USD93 juta pada tahun 2022.
Selama periode yang sama, pendapatan perusahaannya pun melonjak 23% menjadi sekitar USD1 miliar, ini juga berasal dari bisnis di China daratan yang menyumbang lebih dari 90% penjualannya.
Lalatech mengaitkan pertumbuhannya yang stabil dengan jaringan pedagang dan operator yang luas yang telah dibangunnya selama beberapa tahun terakhir.
Perusahaan ini melayani sekitar 11 juta merchant aktif bulanan rata-rata di lebih dari 400 kota di Asia dan Amerika Latin pada tahun 2022 yang juga terhubung dengan 1 juta operator aktif bulanan rata-rata.
Jaringan ini memungkinkan Lalatech untuk menghasilkan lebih banyak pendapatan dari biaya keanggotaan dan komisi yang dibayarkan oleh operator.
Chow lahir di daratan Tiongkok dan dibesarkan di sebuah rumah kayu bobrok di Hong Kong.
Namun dalam keadaannya tersebut, dirinya mendapatkan beasiswa untuk belajar di AS setelah mendapatkan nilai A dalam ujian nasional di kotanya.
Kemudian setelah dia menempuh pendidikan dan meraih gelar sarjana dari Stanford, Chow memulai kariernya sebagai konsultan di Bain & Co. di Hong Kong.
Setelah menghabiskan sebagian besar waktu kerjanya untuk bermain poker Texas Hold ’em online, Chow memutuskan untuk beralih ke poker profesional.
Menariknya, perubahan karir yang tak biasa ini terbukti tepat karena Chow mengumpulkan pendapatan USD3,8 juta dalam kurun waktu delapan tahun.
Kemudian pada tahun 2013, Chow menggunakan pot emas pertamanya untuk mendirikan Lalatech (yang pada saat itu bernama EasyVan) dengan co-founder Gary Hui dan Matthew Tam setelah merasa frustasi menggunakan call center untuk memesan layanan pengiriman.